
Museum Penghancur Dokumen | |
By | |
ISBN-13 | 9786027949010 |
Publication | 19 March 2025 |
Number of Pages | 110 |
Format Type | Paperback |
Awards | Kusala Sastra Khatulistiwa Puisi (2013) |
Museum Penghancur Dokumen booker Lublin telah menjadi piano kesunyian di luar malam Afrizal Malna No I didn t actually finish this book It s because I really wanted to love this book and I knew that I just couldn t So I decided to stop reading T_T There is one exception thoughthere s a poem entitled Epidemi Lelaki Mati I ve fallen for this poem since I watched a video in which Malna reciting it And I felt so excited when I accidentally found that poem in this book that I told my friend right away about this Her reaction was not less enthusiastic than I was But high hope is in most cases injudicious p Perhaps one day I ll re read this book cover to cover but for now let me evoke the only poem I love Epidemi Lelaki MatiPagi seperti sebuah epidemi waktu Aku inginmengulangi lagi pagi kemarin Matahari sama petugas kebersihan kota sama penjual kopi diwarung kopi sama Pagi hari semua tidak sama lagidengan kemarin Darahku menyusun sel selnya lagimembangunkan seluruh makhluk yang menginap dalam tubuhku Mereka merayakan epidemi pagi. Literatures Museum Penghancur dokumen pub Pagi yang menular hingga aku seperti memandikanmayatku sendiri di kamar mandi Aku bersihkan gigikuku dan seluruh tubuhku yang bukan hidup lagiyang bukan aku lagi yang bukan seorang pagi lagi. Book Museum Penghancur dokumente Double espresso aku memesan kopi kental Seoranglelaki mati memelukku Kekasihku katanya aku tidakbisa lagi mengingat cintamu Tetapi aku tak pernahlupa pelukanmu Jejak jejak pasir di bibir sebuah perahu yang tidak lagi merasakan waktu Sebuah pantai yang pergi meninggalkan sebutir pasir ditelapak tanganku Afrizal Malna Tak paham Hahahahaha Afrizal Malna after document shredding museum Afrizal Malna Lebih suka Berlin Proposal Afrizal Malna
Museum Penghancur Dokumen By Afrizal Malna |
9786027949010 |
Indonesian |
110 |
Paperback |
Book Museum Penghancur dokumente |
Book Museum Penghancur dokumenti |
Book Museum Penghancur dokumen pub |
Book Museum Penghancur dokumen.pub |
Book Museum Penghancur dokumentasi |
Book Museum Penghancur dokumenty |
Book Museum Penghancur dokumen 1 |
Museum Penghancur Dokumen book |
Museum Penghancur Dokumen booking |
Museum Penghancur Dokumen booklet |
Museum Penghancur Dokumen booker |
Museum Penghancur Dokumen bookworm |
Museum Penghancur Dokumen bookkeeping |
PDF Museum Penghancur dokumen |
PDF Museum Penghancur dokumente |

Book Museum Penghancur dokumenty
Sedikit potongan sajak yang saya gemari Deru pesawat dan kereta masih merenovasi pelukan kita antara pasport peta perjalanan dan gereja gereja tua. Nonfiction Museum Penghancur dokumen 1 Aku tidak tahu lagi bedanya antaramemeluk dan bersujud memuja kesedihanmu: Book Museum Penghancur dokumen Di tas koperku masih peti mati yang meminta visauntuk kebebasan bernafas. PDF Museum Penghancur dokumen Cahaya hangat matahari kopi hangat pisang gorenghangat Kenangan bercinta yang tersisa pada pecahan kulit telur ayam, Nonfiction Museum Penghancur dokumen Aku rayakan lelaki mati di sebuah pasar yang pernah terbakar di Surabaya Kini berdiri sebuah mall diSana Mall dengan sisa sisa bau beras terbakar masihtersimpan di seluruh dindingnya. Museum Penghancur Dokumen ebook reader Puisi yang tertunda tunda untuk diterbitkan Afrizal sendirimerasa ragu untuk menerbitkannya Ia menganggapbanyak kekosongan di dalamnya sesuatu yang berjatuhankehilangan pengikatnya Tetapi akhirnya diterbitkan.Sayangku tidur tidak bisa mengecat mimpi kita